Museum Islam kembali beroperasi 2 bulan mendatang

Pada Tanggal 7 juli mendatang, museum seni islam yang berada di kawasan bab al-khulq, al-qahirah, akan segera dibuka kembali. Setelah 7 tahun berhenti atau non aktif. Sekaligus pengembangan proyek yang sangat kompherenshif.

Kenonaktifan tersebut mulai sejak kehilangan farouk Husni, Menteri Kebudayaan, disertai oleh Dr. Zahi Hawass, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan tertinggi untuk bangunan-bangunan bersejarah termasuk museum tersebut.

Farouk telah bersepakat, ketika melakukan tournya ingin mengganti warna cat baru yang berwarna keabu-abuan sebagai pengganti cat warna putih yang menyelimuti semua dinding-dinding museum. Beliau yakin bahwa, warna tersebut sangat cocok terhadap museum yang sangat jarang ini.

Menteri kebudayaan menjelaskan, bahwa Museum Islam merupakan salah satu museum terpenting yang mempunyai dampak serta pengaruh seni muslim di seluruh dunia. Pembangunan museum ini telah menelan biaya yang sangat banyak, kurang lebih 80.000.000 miliyun junaih(mata uanag mesir). Dan terpilihlah 2500-an artefak yang ditempatkan secara inovatif.

Dr. zahi Hawass menjelaskan bahwa, museum ini sempurna pembangunanya pada tahun 1903 dengan nama Dar Al-atsar al'arabeya. Kemudian pada tahun 1952 berubah namanya dengan nama Mathaf Alfan Alislami(Museum Islam). Melihat pentingnya museum ini, serta beberapa dari keunikannya, maka pada tahun 2003 dimulailah penyempurnaan kembali bangunan tersebut.